Konde.co: Kemana Harus Mencari Makanan Tradisional Papua? Hutan Kami Dirusak, Perempuan Diserbu Makanan Dari Luar

Sebagai orang Papua yang lahir dan besar di tanah ini, saya merasa prihatin melihat bagaimana makanan tradisional kami semakin terancam. Aktivitas pembangunan yang berlangsung di Papua telah berdampak pada kerusakan hutan-hutan kami, yang dulunya menjadi sumber pangan utama bagi masyarakat adat. Sementara itu, makanan dari luar, terutama yang lebih terjangkau, terus masuk dan mendominasi pasar kuliner di Papua. Makanan-makanan ini perlahan menggantikan makanan lokal kami, seperti sagu dan ikan khas daerah, yang kini semakin sulit ditemukan. Oleh karena itu, saya merasa perlu untuk mengambil langkah untuk menghidupkan kembali kuliner tradisional Papua. Sejak membuka SundShine Cafe & Library pada 2017, saya berusaha menyajikan makanan berbahan dasar sagu dan resep turun-temurun sebagai simbol keberlanjutan kuliner Papua.

Di Jayapura, Abepura, dan Sentani, saya melihat perubahan besar dalam pola makan masyarakat. Harga makanan non-lokal yang jauh lebih terjangkau membuat banyak orang beralih, sehingga makanan tradisional semakin sulit ditemukan di restoran-restoran dan warung makan. Akibatnya, keinginan untuk menikmati makanan lokal pun hilang. Saya sendiri sejak kuliah bermimpi untuk membuka rumah makan yang menyajikan masakan autentik Papua. Pada 2022, saya mewujudkan mimpi itu dengan mendirikan Isasai Restaurant and Venue, tempat di mana makanan khas Papua dapat kembali dinikmati. Namun, tantangan tetap ada, terutama dengan semakin langkanya ikan gabus, bahan utama masakan tradisional Sentani, yang kini sulit ditemukan di pasar karena menurunnya populasi ikan tersebut di Danau Sentani.

Baca selengkapnya di https://www.konde.co/2024/10/kemana-harus-mencari-makanan-tradisional-papua-hutan-kami-dirusak-perempuan-diserbu-makanan-dari-luar/

Galeri foto dari Konde.co