Isasai: Lebih Dari Sekedar Nama
Lebih dari sekadar tempat makan, Isasai menjadi simbol cinta keluarga, kebersamaan, dan nilai budaya Sentani yang diwariskan lintas generasi.
Isasai diambil dari nama asli lokasi dimana Restoran Isasai dibangun saat ini. Nama ini berasal dari nama sungai besar Isasai, yang terletak di Kampung Waena, wilayah Sentani Timur—tempat berdirinya restoran Isasai.
Muara sungai ini sejak dulu menjadi sumber kehidupan penting bagi masyarakat Kampung Waena, terutama sebagai penyedia ikan dan sagu. Karena kekayaannya, Isasai biasa diartikan sebagai rumah ikan atau muara berkat dan sumber kekayaan bagi masyarakat yang hidup di Waena dan Sentani Timur secara luas.
Saat ini kejayaan Isasai masih dapat dilihat lewat banyaknya pemancing yang terus datang dan memancing di lokasi ini.

Isasai lebih dari sekadar restoran—ini adalah cerminan nilai-nilai budaya Sentani, di mana saling mendukung dan memperkuat menjadi inti komunitas. Semangat kekerabatan di Isasai adalah warisan yang ingin dibagikan dan diteruskan oleh keluarga kepada setiap pengunjung, menjadikannya lebih dari sekadar tempat makan, tetapi juga simbol kehidupan, kasih sayang, dan harmoni yang terus tumbuh.

Daftar Isi
- ISASAI: Lebih dari Sekadar Nama
- Menyelami Seni dan Simbolisme Sentani
- Keunikan Kerajinan Tradisional di Area Cuci Tangan
- Jelajahi Keanekaragaman Hayati Danau Sentani
- Bhukhere: Habitat Ikan Tradisional yang Menjaga Ekosistem dan Mempererat Ikatan Komunitas
- Alat untuk Sagu Bakar: Sekilas tentang Tradisi Kuliner Sentani
- Dinding Nibun (Oncossperma Tigillarium)
- Atap yang Terbuat dari Daun Sagu Anyaman
- Helai (Sempe) – Simbol Tradisi dan Kebijaksanaan Sentani
- Ohote : Piring Kayu Tradisional Untuk Menyajikan Ikan dalam Budaya Sentani
- Hele: Wadah Tanah Liat Tradisional untuk Menyimpan Tepung Sagu Segar dalam Budaya Sentani
- Ebhe Hele: Pot Keramik untuk Memasak Sup Ikan Hitam dalam Budaya Sentani
- Ifah dan Khayi: Perahu Kayu Tradisional Milik Masyarakat Sentani
- Paddel Pria dan Wanita Sentani: Simbol Peran Gender
- Tifa dengan Ukiran Tradisional Sentani dan Stik Drum yang Terbuat dari Kulit Soa-Soa atau Komodo